Jumat, 01 Agustus 2014
OARANG BATAK ITU KASAR KATANYA?
“Batak itu orangnya kasar,….
“Ih, ngomongnya kog kasar banget ya,…
“Suara orang batak itu keras-keras banget ya,kalo ngomong kayak lagi
perang,…
“Hati-hati kamu, Dia itu orang Batak, tau ‘nggak kalo orang Batak itu
makan orang,…..?
“Wih,…. Kalo mereka ngomong kayaknya buat kita jadi takut aja nih,…..
"Apalagi kalo orang Batak udah bilang "Bah,.... maccam mana nya kau
ini,! dengan suara yang keras,.. membuat jantung ini mau copot.
Itulah beberapa expresi yang di keluarkan oleh masyarakat atau
orang-orang yang pernah, atau belum sama sekali mengenal secara pasti
mengenai sifat-sifat dasar dan karakter orang Batak.
Ya, suku Batak adalah salah satu suku yang kekberadaannya cukup ekis di Indonesia tercinta ini. Mereka merupakan kelompok suku yang berasal dari Sumatera Utara. O ya,. Ngomong-ngomong saya penulis mau kenalan dulu nih,…… Nama saya adalah Fernandez, Saya bermarga Silaban (sub kelompok dari marga Sihombing).Saya sendiri seorang Mahasiswa dan tinggal di ‘’Deli Serdang’’. “Pernah Dengar kan,..? Ya, tentu saja saya adalah orang ‘Batak’ Tulen, atau asli kata anak muda sekarang. Saya sendiri akan berbagi informasi dan beberapa fakta mengenai orang Batak, tentu saja mengenai sifat-sifat umum dan karakter orang batak itu sendiri.
Ngomong-ngomong soal sifat orang Batak, expressi di atas yang di ungkapkan beberapa orang memang ada benarnya.Yang paling parah, ada juga terdengar expressi yang mengatakan “Hati-hati lho, di terminal atau di pasar Pulogadung dan Tanah abang, ada banyak orang Batak, Bisa hilang dompetmu. Hati-hati juga kalo naik bus disana. Namun, berbicara soal logat yang kasar, ngomong dengan suara yang keras, nomong ceplas ceplos, ato bahasa anak muda sekarang “to the point” itu memang sudah menjadi cicri-ciri dan karakter orang Batak.
Namun fakta menarik, dibalik cara berbicara orang Batak, saya mau mengatakan bahwa “itulah yang juga menjadi nilai plus bagi orang Batak, karena sejak jaman dulu, nenek moyang orang Batak adalah masyarakat yang kehidupan sosial masyarakatnya terbuka,seperti masyarakat yang pada umumnya di Indonesia, meraka adalah kelompok masyarakat yang suka bermusyawarah. Misalnya seorang raja akan berdiskusi dengan masyarakat mengenai undang-undang dan peraturan hukum adat yang berlaku di masyarakat tersebut. Sampai sekarang, hal ini juga trebukti dari sifat-sifat masyarakat Batak, khususnya di perantauan. Apabila mereka pergi merantau, mereka akan mencari yang namanya “Halak Hita” yang secara harafiah diartikan “Orang Kita” atau yang artinya Sesama orang batak sendiri.
Hal ini di karenakan adanya mikatan batin yang kuat sesama orang Batak. Tentu saja ini menjadui nilai plus bagi mereka sendiri. Dengan demikian artinya mereka sendiri memiliki sifat saling mengasihi sesamanya.Seorang Batak yang sukses di perantauan juga biasanya selalu menolong orang batak pendatang agar mereka memiliki pekerjaan.Disinilah bahwa orang batak juga memiliki Mindset “Unang pailahon halak hita, dang dapot horja” Jangan sampai msesama orang Batak di perantauan ada yang tidak dapat bekerja. Hal lain yang membuktikan bahwa orang batak mmemiliki sifat penolong adalah kita bias menemui adanya paguyuban-paguyuban atau kumpulan semarga di antara orang Batak, baik di bona pasogit maupun di perantauan.
Hal ini tentunya bertujuan sebagai wadah untuk berdiskusi, atau juga kadang kadang sebagai wadah untuk dapat berkumpul melaksanakan partangiangan.Dengan demikian bahwa orang Batak memiliki rasa social yang tinggi di antara sesama. Lalu bagai mana jika ada pertanyaan, “Apakah hanya sesama orang Batak, mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi? Tentu saja tidak, disamping memiliki jiwa sosial yang tinggi, orang Batak juga memiliki jiwa social yang baik antar-sesama.Hal ini dapat di buktikan dari berbagai hal. Pertama bahwa kita tahu bahwa orang batak dimana-mana ada, yah,..mulai dari sabang sampai merauke di Indonesia tercinta, di Aceh, di Riau, Lampung, di seluruh Sumatera, dan Jawa atau di Jakarta pada umumnya. Di Kalimantan bahkan ada yang telah hidup selama 6 generasi, yang artinya jauh sebelum zaman kolonial, mereka telah tinggal dan mampu beradaptasi dengan masyarakat setempat taukah anda bahwa Ada orang batak yang pernah menjadi Gubernur di Kalimantan Tengah..? Ya, nananya Pak Sodjuanga S. meskipun beliau hanya menjabat gubernur definitive, yang juga pernah menabat sebagai Gubernur di Papua.Ini membuktikan, meski tak sebanyak populasi suku Jawa, orang batak sudah cukup exis dan punya kontribusi yang baik dalam pembangunan di negri kita yang tercinta ini.(Puji diri,…. Hehheheh…..=D).
Banyak juga orang Batak yng brmukim di Papua. Hal ini juga bukan hanya di buktikan dengan kemampuan mereka beradaptasi di perantauan.Di tempat asal mereka sendiri di Sumatera Utara orang Batak mampu beradaptasi dengan masyarakat pendatang. Bukan hanya ucapan semata, bahwa orang Batak terbukti mampu beradaptasi dengan kemampuan mereka menyerap bahasa pendatang seperti bahasa Jawa, mereka juga mampu berbahasa masyarakat pesisir timur (maya-maya) atau yang disebut juga dengan bahasa melayu maupun bahasa pesisir di pantai barat Sumater Utara. Itulah juga yang mencerminkan bahwa nenek moyang orang batak mengajarkan secara turun temurun kepada anak cucunya, “Molo lao ho mangarantto, Tanonta do I, jadi ma ho songon hau ni gadong, manang didia pe ho Longkot, na ingkon tubu do. “Aabila engkau pergi merantau, ingatlah bahwa tanah yang Engkau injak, adalah juga tanah Nenek moyang kita, jadilah Engkau seperti Batang Kayu Ubi, dimanapun Engkau tertancap, Engkau pasti akan tumbuh.
Berbicara mengenai orang batak yang suaranya keras, merupakan cerminan dari adaptasi di lingkungan bona pasogit, dimana Landscape di Daerah Tapanuli yang dominan memiliki topographi yang bergunung-gunung. Dalam buku ”Indoneasia from the Air”, mengatakan bahwa orang batak di Tapanuli memiliki suara dan ukuran paru-paru yang lebih besar, sehingga membuat orang batak apabila memanggil orang dari kejauhan, mampu menggunakan suara lantangnya. Hal ini juga yang membuat orng batak mampu merajai Transportasi darat di era 60-80an. Karena karakter mereka yang pekerja keras, pemberani, lantang dan pantang menyerah. Lalu bagaimana dengan orang batak yang katanya berbicara ceplas-ceplos, to the point seakan menusuk di dalam jantung,..??? Hehehe,..agaknya hal ini akan lebih menarik untuk di ulas. Disamping suaranya yang lantang, orang Batak adalah benar memiliki cara berkomunikasi yang tegas, dan lugas, dan terpercaya.’hehehe,… (kayak liputan 6 aja).
Dalam berbahasa mereka nggak bakalan plin-plan dan berbelit belit. Bagi orang yang kurang faham, cara seperti ini memang terkesan menyakitkan. Tetapi sebaliknya, hal ini merupakan cerminan dari kejujuran dan ketegasan. Hal ini juga lahir dari prinsip hidup masyarakat yang memiliki falsafah hidup “Lamot-lamot hata ni Begu, Risi-risi hata ni Jolma. Dalam arti harafiah yaitu, Hantu,Setan,dan Iblis berbicara yang manis, tetapi Manusia berbicara Terus terang. Artinya bahwa biasanya orang yang ngomongya manis, belum tentu punya niat baik, tetapi Orang yang berbicara jujur dan apa adanya kedengarannya menyakitkan, tetapi merupakan pesan hidup yang dapat menjadi pelajaran yang lebih baik. Jadi intinya orang Batak, berbicara seakan-akan menimbulkan kesan kasar, namun hatinya mellow. Istilah kerennya, Muka Penjahat, tapi hati malaikat. Atau wajah Preman, tapi hati Dangdut-an. “hehehe……Ya,.. tidak di ragukan lagi bahwa ada banyak composer yang berdarah Batak dan telah menciptakan banyak lagu-lagu yang cukup terkenal, bahkan sebagian dari merka adalah composer-lagu lagu yang bukan hanya tradisional seperti Sitor Situmorang, Nahum Situmorang, tetapi juga lagu-lagu wajib dan nasional seperti C. Simanjuntak. “Tahu kan lagu apa,..??? ‘’Ya, lagu Manjuntak gentar,.. “eh,… maksudku Maju Tak Gengtar. O’ya, lalu bagaimana lagi dengan yang katanya “Pencopet dan Preman di Tanah abang??? Jadi begini ni, saya rasa dimana-mana yang namanya copet ntu, pastinya harus orang yang Berani, Keras, Berbadan tegap,, kaloau aje badannye kecil kayak si Entong,… (‘hehehe nama anak muda di kampong ku)’Jiah,… pastinye palanye entong bakalan di jitak dan mereka pasti bilang, Balik lo tong ma nyak lo,…! ‘’hehehe,..jadi kebetulan orang Batak punya beberapa karakter seperti di atas. Ditambah lagi, pade era 60—80-an Msih jaman tuh yang namanya Premanisme, Nepotisme,Koncoisme, Kolusisme, hehehe,… daripada jaman sekarang ni,.. Yang paling parah adalah “KO-ROP-SIS-ME” Hehe,,… KORUPSI Maksud aku Lae,…!Ia kan??? Hmm,… mungkin untuk saat ini, itu saja yang dapat dapat saya jabarkan mengenai sifat, karakter dan fakta unik mengenai orang Batak,.. apabila anda ingin mengetahui lebih banyak, silahkan berikan komentar, nanti akan saya coba untuk memberikan penjelasan. Saya juga menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, semoga Selalu Damai di negeri kita,.. So, “Stop Fucking Each other and Stop Giving Bad Sterotipes ya,…! “HOOORASSSSS……!!!!, “ HORAS!!!! “HOOOORASSSSSSSSSSS…………………….!!!!!!!!!!
Ya, suku Batak adalah salah satu suku yang kekberadaannya cukup ekis di Indonesia tercinta ini. Mereka merupakan kelompok suku yang berasal dari Sumatera Utara. O ya,. Ngomong-ngomong saya penulis mau kenalan dulu nih,…… Nama saya adalah Fernandez, Saya bermarga Silaban (sub kelompok dari marga Sihombing).Saya sendiri seorang Mahasiswa dan tinggal di ‘’Deli Serdang’’. “Pernah Dengar kan,..? Ya, tentu saja saya adalah orang ‘Batak’ Tulen, atau asli kata anak muda sekarang. Saya sendiri akan berbagi informasi dan beberapa fakta mengenai orang Batak, tentu saja mengenai sifat-sifat umum dan karakter orang batak itu sendiri.
Ngomong-ngomong soal sifat orang Batak, expressi di atas yang di ungkapkan beberapa orang memang ada benarnya.Yang paling parah, ada juga terdengar expressi yang mengatakan “Hati-hati lho, di terminal atau di pasar Pulogadung dan Tanah abang, ada banyak orang Batak, Bisa hilang dompetmu. Hati-hati juga kalo naik bus disana. Namun, berbicara soal logat yang kasar, ngomong dengan suara yang keras, nomong ceplas ceplos, ato bahasa anak muda sekarang “to the point” itu memang sudah menjadi cicri-ciri dan karakter orang Batak.
Namun fakta menarik, dibalik cara berbicara orang Batak, saya mau mengatakan bahwa “itulah yang juga menjadi nilai plus bagi orang Batak, karena sejak jaman dulu, nenek moyang orang Batak adalah masyarakat yang kehidupan sosial masyarakatnya terbuka,seperti masyarakat yang pada umumnya di Indonesia, meraka adalah kelompok masyarakat yang suka bermusyawarah. Misalnya seorang raja akan berdiskusi dengan masyarakat mengenai undang-undang dan peraturan hukum adat yang berlaku di masyarakat tersebut. Sampai sekarang, hal ini juga trebukti dari sifat-sifat masyarakat Batak, khususnya di perantauan. Apabila mereka pergi merantau, mereka akan mencari yang namanya “Halak Hita” yang secara harafiah diartikan “Orang Kita” atau yang artinya Sesama orang batak sendiri.
Hal ini di karenakan adanya mikatan batin yang kuat sesama orang Batak. Tentu saja ini menjadui nilai plus bagi mereka sendiri. Dengan demikian artinya mereka sendiri memiliki sifat saling mengasihi sesamanya.Seorang Batak yang sukses di perantauan juga biasanya selalu menolong orang batak pendatang agar mereka memiliki pekerjaan.Disinilah bahwa orang batak juga memiliki Mindset “Unang pailahon halak hita, dang dapot horja” Jangan sampai msesama orang Batak di perantauan ada yang tidak dapat bekerja. Hal lain yang membuktikan bahwa orang batak mmemiliki sifat penolong adalah kita bias menemui adanya paguyuban-paguyuban atau kumpulan semarga di antara orang Batak, baik di bona pasogit maupun di perantauan.
Hal ini tentunya bertujuan sebagai wadah untuk berdiskusi, atau juga kadang kadang sebagai wadah untuk dapat berkumpul melaksanakan partangiangan.Dengan demikian bahwa orang Batak memiliki rasa social yang tinggi di antara sesama. Lalu bagai mana jika ada pertanyaan, “Apakah hanya sesama orang Batak, mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi? Tentu saja tidak, disamping memiliki jiwa sosial yang tinggi, orang Batak juga memiliki jiwa social yang baik antar-sesama.Hal ini dapat di buktikan dari berbagai hal. Pertama bahwa kita tahu bahwa orang batak dimana-mana ada, yah,..mulai dari sabang sampai merauke di Indonesia tercinta, di Aceh, di Riau, Lampung, di seluruh Sumatera, dan Jawa atau di Jakarta pada umumnya. Di Kalimantan bahkan ada yang telah hidup selama 6 generasi, yang artinya jauh sebelum zaman kolonial, mereka telah tinggal dan mampu beradaptasi dengan masyarakat setempat taukah anda bahwa Ada orang batak yang pernah menjadi Gubernur di Kalimantan Tengah..? Ya, nananya Pak Sodjuanga S. meskipun beliau hanya menjabat gubernur definitive, yang juga pernah menabat sebagai Gubernur di Papua.Ini membuktikan, meski tak sebanyak populasi suku Jawa, orang batak sudah cukup exis dan punya kontribusi yang baik dalam pembangunan di negri kita yang tercinta ini.(Puji diri,…. Hehheheh…..=D).
Banyak juga orang Batak yng brmukim di Papua. Hal ini juga bukan hanya di buktikan dengan kemampuan mereka beradaptasi di perantauan.Di tempat asal mereka sendiri di Sumatera Utara orang Batak mampu beradaptasi dengan masyarakat pendatang. Bukan hanya ucapan semata, bahwa orang Batak terbukti mampu beradaptasi dengan kemampuan mereka menyerap bahasa pendatang seperti bahasa Jawa, mereka juga mampu berbahasa masyarakat pesisir timur (maya-maya) atau yang disebut juga dengan bahasa melayu maupun bahasa pesisir di pantai barat Sumater Utara. Itulah juga yang mencerminkan bahwa nenek moyang orang batak mengajarkan secara turun temurun kepada anak cucunya, “Molo lao ho mangarantto, Tanonta do I, jadi ma ho songon hau ni gadong, manang didia pe ho Longkot, na ingkon tubu do. “Aabila engkau pergi merantau, ingatlah bahwa tanah yang Engkau injak, adalah juga tanah Nenek moyang kita, jadilah Engkau seperti Batang Kayu Ubi, dimanapun Engkau tertancap, Engkau pasti akan tumbuh.
Berbicara mengenai orang batak yang suaranya keras, merupakan cerminan dari adaptasi di lingkungan bona pasogit, dimana Landscape di Daerah Tapanuli yang dominan memiliki topographi yang bergunung-gunung. Dalam buku ”Indoneasia from the Air”, mengatakan bahwa orang batak di Tapanuli memiliki suara dan ukuran paru-paru yang lebih besar, sehingga membuat orang batak apabila memanggil orang dari kejauhan, mampu menggunakan suara lantangnya. Hal ini juga yang membuat orng batak mampu merajai Transportasi darat di era 60-80an. Karena karakter mereka yang pekerja keras, pemberani, lantang dan pantang menyerah. Lalu bagaimana dengan orang batak yang katanya berbicara ceplas-ceplos, to the point seakan menusuk di dalam jantung,..??? Hehehe,..agaknya hal ini akan lebih menarik untuk di ulas. Disamping suaranya yang lantang, orang Batak adalah benar memiliki cara berkomunikasi yang tegas, dan lugas, dan terpercaya.’hehehe,… (kayak liputan 6 aja).
Dalam berbahasa mereka nggak bakalan plin-plan dan berbelit belit. Bagi orang yang kurang faham, cara seperti ini memang terkesan menyakitkan. Tetapi sebaliknya, hal ini merupakan cerminan dari kejujuran dan ketegasan. Hal ini juga lahir dari prinsip hidup masyarakat yang memiliki falsafah hidup “Lamot-lamot hata ni Begu, Risi-risi hata ni Jolma. Dalam arti harafiah yaitu, Hantu,Setan,dan Iblis berbicara yang manis, tetapi Manusia berbicara Terus terang. Artinya bahwa biasanya orang yang ngomongya manis, belum tentu punya niat baik, tetapi Orang yang berbicara jujur dan apa adanya kedengarannya menyakitkan, tetapi merupakan pesan hidup yang dapat menjadi pelajaran yang lebih baik. Jadi intinya orang Batak, berbicara seakan-akan menimbulkan kesan kasar, namun hatinya mellow. Istilah kerennya, Muka Penjahat, tapi hati malaikat. Atau wajah Preman, tapi hati Dangdut-an. “hehehe……Ya,.. tidak di ragukan lagi bahwa ada banyak composer yang berdarah Batak dan telah menciptakan banyak lagu-lagu yang cukup terkenal, bahkan sebagian dari merka adalah composer-lagu lagu yang bukan hanya tradisional seperti Sitor Situmorang, Nahum Situmorang, tetapi juga lagu-lagu wajib dan nasional seperti C. Simanjuntak. “Tahu kan lagu apa,..??? ‘’Ya, lagu Manjuntak gentar,.. “eh,… maksudku Maju Tak Gengtar. O’ya, lalu bagaimana lagi dengan yang katanya “Pencopet dan Preman di Tanah abang??? Jadi begini ni, saya rasa dimana-mana yang namanya copet ntu, pastinya harus orang yang Berani, Keras, Berbadan tegap,, kaloau aje badannye kecil kayak si Entong,… (‘hehehe nama anak muda di kampong ku)’Jiah,… pastinye palanye entong bakalan di jitak dan mereka pasti bilang, Balik lo tong ma nyak lo,…! ‘’hehehe,..jadi kebetulan orang Batak punya beberapa karakter seperti di atas. Ditambah lagi, pade era 60—80-an Msih jaman tuh yang namanya Premanisme, Nepotisme,Koncoisme, Kolusisme, hehehe,… daripada jaman sekarang ni,.. Yang paling parah adalah “KO-ROP-SIS-ME” Hehe,,… KORUPSI Maksud aku Lae,…!Ia kan??? Hmm,… mungkin untuk saat ini, itu saja yang dapat dapat saya jabarkan mengenai sifat, karakter dan fakta unik mengenai orang Batak,.. apabila anda ingin mengetahui lebih banyak, silahkan berikan komentar, nanti akan saya coba untuk memberikan penjelasan. Saya juga menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, semoga Selalu Damai di negeri kita,.. So, “Stop Fucking Each other and Stop Giving Bad Sterotipes ya,…! “HOOORASSSSS……!!!!, “ HORAS!!!! “HOOOORASSSSSSSSSSS…………………….!!!!!!!!!!
FALSAFAH HIDUP ORANG BATAK
Sebenarnya
tulisan ini saya rangkum dari buku “Orang Batak Kasar? Membangun Citra
dan Karakter” karangan Djapiter Tinambunan. Hanya saja beliau menuliskan
ada 7 falsafah orang Batak, namun saya mencoba menyederhanakannya
menjadi 5 dasar hidup. Ada 5 dasar falsafah hidup orang, yaitu
prinsip-prinsip dasar yang masih dilakoni oleh sebagian besar orang
Batak dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, yaitu:
- MARDEBATA; Mardebata kira-kira mempunyai arti mempunyai Tuhan. Orang Batak sangat taat dan bertakwa kepada Debata Mulajadi Nabolon atau Ompu Mulajadi Nabolon (sebutan Tuhan oleh orang Batak). Sebelum agama masuk ke tanah Batak Debata Mulajadi Nabolon diyakini sebagai penguasa Banua Ginjang (Surga). Dialah awal dan akhir yang menciptakan segala isi semesta. Oleh karena itu, orang Batak selalu memperlihatkan hubungan yang dalam kepada Sang Maha Pencipta (Debata Mulajadi Nabolon).
- MARADAT; Maradat mempunyai arti kira-kira mempunyai adat. Hal ini erat kaitannya nanti dengan kekerabatan (Partuturan). Orang Batak sangat menjunjung tinggi adat istiadatnya dimana pun mereka berada, sekalipun jauh berada di perantauan. Hal ini dapat dilihat dari adanya perkumpulan suatu marga tertentu di daerah tertentu. Inilah yang menjadikan orang Batak ketika berada di suatu perantauan sangat solid dan akrab. Lebih jauh lagi, prinsip kekerabatan orang Batak berdasarkan Dalihan Natolu. Mengenai Dalihan Natolu akan saya jelaskan di kemudian hari. Dengan prinsip ini orang Batak paham mengenai posisinya di suatu acara adat, generasi ke berapa dalam silsilah marga, dan bertindak sebagai apa, dan sebagainya. Martutur (saling memberitahukan marga dan urutan generasi ke berapa dalam silsilah marga) sudah sejak dini diajarkan orang tua kepada anak-anaknya.
- MARPANGKIRIMON;Marpangkirimon mempunyai arti kira-kira berpengharapan. Setiap orang Batak punya harapan atau cita-cita hidup. Ada tiga harapan atau cita-cita hidup orang Batak yang akan diusahakan oleh setiap orang Batak selama hidupnya, yaitu: Hagabeon (berketurunan laki-laki dan perempuan), Hasangapon (terpandang dan dihormati dalam masyarakat), dan Hamoraon (kejayaan). Mengenai 3 harapan dan cita-cita orang Batak ini akan saya jelaskan di kemudian hari.
- MARPATIK; Marpatik mempunyai arti Aturan dan Perundang-undangan. Adat Batak sering dikategorikan patik dohot uhum (aturan dan hukum). Patik adalah wujud dari suatu aturan yang baku bagi orang Batak. ‘Patik dohot uhum’ ini yang menjadi pagar menjaga hubungan kekrabatan dan kekeluargaan dan tatanan yang berlaku di suatu daerah. Dahulu hukum ditetapkan bersama oleh raja-raja kampung dan dapat diubah sesuai dengan kesepakatan raja-raja tersebut. Adapun tujuannya adalah unutk menegakkan kebenaran dan keadilan.
- MARPINOMPAR; Marpinompar mempunyai arti berketurunan. Setiap orang Batak menghendaki adanya keturunan sebagai generasi penerus, khususnya anak laki-laki, agar silsilahnya tidak terputus atau hilang.
TENTANG WBC
LOGO WBC
(WORLD BATAK COMMUNITY)
WBC (World Batak Community) yang dalam bahasa indonesia berarti juga komunitas orang-orang batak sedunia atau juga kumunitas dunia orang Batak.
Jadi secara umum pengertian wBC adalah suatu wadah untuk komunitas orang orang Batak (Toba, Mandailing, Simalungun, Karo, Pak-Pak & Angkola) dimanapun berada dari berbagai latar belakang, status sosial dan ekonomi,agama, profesi, umur dan lain-lain dalam suatu bingkai persatuan dan kesatuan, adat istiadat dan budaya Batak.
Logo WBC mempunyai pengertian tersendiri seperti logo atau simbol perkumpulan atau organisasi lainnya.
- Bintang : melambangkan kejayaan suku Batak yang menjadi impian setiap insan manusia.
- Bola Dunia : melambangkan bahwa orang Batak yang ada itu sudah tersebar didaerah atau kota manapun berada dan bahkan di seluruh dunia.
- Garis Lingkar merah : melambangkan ikatan persaudaraan dan kekeluargaan yang terjalin diantara sesama suku Batak didaerah atau kota manapun berada bahkan di seluruh dunia.
- Pita Unity of Batak : melambangkan bahwa perkumpulan ini didasari oleh atas persatuan dan kesatuan dikalangan suku Batak.
by. team WBC
PROSESI PERKAWINAN DALAM ADAT BATAK TOBA
Apa saja proses perkawinan dalam budaya Batak Toba? Pada suku Batak Toba
perkawinan adalah merupakan suatu peristiwa besar, mengundang hulahula,
boru, dongan tubu serta dongan sahuta sebagai saksi pelaksanan adat
yang berlaku. Dalam adat Batak Toba perkawinan haruslah diresmikan
secara adat berdasarkan adat dalihan na tolu, yakni Somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Perkawinan pada masyarakat Batak Toba
sangat kuat sehingga tidak mudah untuk bercerai karena dalam perkawinan
tersebut banyak orang-orang yang terlibat dan bertanggung jawab di
dalamnya. Adapun tata cara perkawinan secara normal berdasarkan ketentuan adat terdahulu ialah perkawinan yang mengikuti tahap-tahap berikut:
1. Mangaririt
Mangaririt adalah ajuk-mengajuk hati atau memilih gadis yang akan dijadikan menjadi calon istrinya sesuai dengan kriterianya sendiri dan kriteria keluarga. Acara mangaririt ini dilakukan kalau calon pengantin laki-lakinya adalah anak rantau yang tidak sempat mencari pasangan hidupnya sendiri, sehingga sewaktu laki-laki tersebut pulang kampung, maka orang tua dan keluarga lainya mencarai perempuan yang cocok denganya untuk dijadikan istri, tetapi perempuan yang dicarikan tersebut harus sesuai dengan kriteria silaki-laki dan kriteria keluarganya.
2. Mangalehon Tanda
Mangalehon tanda artinya memberikan tanda yang apabila laki-laki sudah menemukan perempuan sebagai calon istrinya, maka keduanya kemudian saling memberikan tanda. Laki-laki biasanya memberikan uang kepada perempuan sedangkan perempuan menyerahkan kain sarung kepada laki-laki, setelah itu maka laki-laki dan perempuan itu sudah terlibat satu sama lain. Laki-laki kemudian memberitahukan hal itu kepada orang tuanya, orang tua laki-laki akan menyuruh prantara atau domu-domu yang sudah mengikat janji dengan putrinya.
3 Marhusip
Marhusip artinya berbisik, namun pengertian dalam tulisan ini adalah pembicaran yang bersifat tertutup atau dapat juga disebut perundingan atau pembicaraan antara utusan keluarga calon pengantin laki-laki dengan wakil pihak orang tua calon pengantin perempuan, mengenai jumlah mas kawin yang harus di sediakan oleh pihak laki-laki yang akan diserahkan kepada pihak perempuan. Hasil-hasil pembicaraan marhusip belum perlu diketahui oleh umum karena menjaga adanya kemungkinan kegagalan dalam mencapai kata sepakat. Marhusip biasanya diselenggarakan di rumah perempuan. Domu-domu calon pengantin laki-laki akan menerangkan maksud kedatangan mereka pada kaum kerabat calon pengantin perempuan.
4. Martumpol
Martumpol bagi orang Batak Toba dapat disebut juga sebagai acara pertunangan namun secara harafiah martupol adalah acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji untuk melangsunkan perkawinan. Martupol ini dihadiri oleh orang tua kedua calon pengantin dan kaum kerabat mereka beserta para undangan yang biasanya diadakan di dalam gereja, karena yang mengadakan acara martumpol ini kebanyakan adalah masyarakat Batak Toba yang Beragama Kristen.
5. Marhata Sinamot
Marhata sinamot biasanya diadakan selesai membagikan jambar. Marhata sinamot yaitu membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang di semblih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan dan dimana dilakukan upacara perkawinan tersebut. Acara marhata sinamot dapat juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orang tua laki-laki dengan orang tua perempuan. Mas kawin yang diberikan pihak laki-laki biasanya berupa uang yang jumlah mas kawin tersebut di tentukan lewat terjadinya tawar-menawar
6. Martonggo Raja
Perkawinan pada masyarakat Batak Toba bukan hanya urusan ayah dan ibu kedua calon pengantin, tetapi merupakan urusan semua keluarga, karena itu orang tua calon pengantin akan mengumpulkan semua anggota keluarga di rumah mereka masing-masing dan yang hadir dalam upacara ini terutama menyangkut dalihan na tolu yaitu hula-hula, boru, dongan sabutuha, dan dongan sahuta (teman sekampung).
7. Marunjuk
Marujuk adalah saat berlangsungnya upacara perkawinan, upacara perkawinan pada masyarakat Batak Toba ada dua macam yaitu alap dan taruhon jual. alap jual adalah suatu upacara adat perkawinan Batak Toba yang tempat upcara perkawinan dilaksanakan di tempat atau di kampung perempuan.
Pengantin perempuan dijemput oleh pengantin laki-laki bersama orang tua, kaum kerabat dan para undangan ke rumah orang tuanya. Pihak pengantin laki-laki sering menyebut istilah ini mangalap boru( menjemput pengantin perempuan). Pada acara merunjuk inilah akan berjalan semua upacara perkawinan dari makan sibuhai-buhai, pembagian, dan mangulosi.
8. Paulak Une
Acara ini dimasukkan sebagai langkah agar kedua belah pihak bebas saling kunjung mengunjungi setelah beberapa hari berselang setelah upacara perkawinan yang biasanya dilaksanakan seminggu setelah upacara perkawinan, pihak pengantin laki-laki dan kerabatnya, bersama pengantin pergi ke rumah pihak orang tua pihak pengantin perempuan. Kesempatan inilah pihak perempuan mengetahui bahwa anak perempuanya betah tinggal di rumah mertuanya.
9. Maningkir Tangga
Upacara ini pihak perempuan pergi mengunjungi pengantin dirumah pihak laki-laki, dimana mereka makan bersama melakukann pembagian jambar. Pada hakekatnya maningkir tangga ini dimaksudkan agar pihak perempuan secara langsung melihat dari keadaan putrinya dan suaminya karena bagaimanapun mereka telah terikat oleh hubungan kekeluargaan dan sekaligus memberi nasehat dan bimbingan kepada pengantin dalam membina rumah tangga.
Kesepakatan pada nilai-nilai sosial merupakan dasar yang penting bagi banyak kelompok, terutama dalam perkawinan. Tiap-tiap pasangan perkawinan mempunyai nilai-nilai budaya sendiri, hal-hal yang dianggap penting oleh masing-masing pihak. Jarang sekali hal ini disepakati secara lengkap. Setiap pasangan dapat berbeda keinginannya dalam menentukan hal-hal seperti pengaturan keuangan, rekreasi, agama, memperlihatkan kasih sayang, hubungan-hubungan dengan menantu mereka, dan tata cara.
Nilai-niali sosial meliputi berbagai pola-pola tingkah laku yang luas. Suatu nilai yang penting adalah perkawinan itu sendiri. Pada dasarnya, sikap terhadap perkawinan, seperti suatu nilai sering merupakan faktor penentu dalam keberhasilan perkawinan. Bagi kebanyakan orang, perkawinan adalah nilai tunggal mereka paling penting, dan mereka akan berbuat segalanya yang dapat mereka lakukan untuk menyesuaikan secara memuaskan.
1. Mangaririt
Mangaririt adalah ajuk-mengajuk hati atau memilih gadis yang akan dijadikan menjadi calon istrinya sesuai dengan kriterianya sendiri dan kriteria keluarga. Acara mangaririt ini dilakukan kalau calon pengantin laki-lakinya adalah anak rantau yang tidak sempat mencari pasangan hidupnya sendiri, sehingga sewaktu laki-laki tersebut pulang kampung, maka orang tua dan keluarga lainya mencarai perempuan yang cocok denganya untuk dijadikan istri, tetapi perempuan yang dicarikan tersebut harus sesuai dengan kriteria silaki-laki dan kriteria keluarganya.
2. Mangalehon Tanda
Mangalehon tanda artinya memberikan tanda yang apabila laki-laki sudah menemukan perempuan sebagai calon istrinya, maka keduanya kemudian saling memberikan tanda. Laki-laki biasanya memberikan uang kepada perempuan sedangkan perempuan menyerahkan kain sarung kepada laki-laki, setelah itu maka laki-laki dan perempuan itu sudah terlibat satu sama lain. Laki-laki kemudian memberitahukan hal itu kepada orang tuanya, orang tua laki-laki akan menyuruh prantara atau domu-domu yang sudah mengikat janji dengan putrinya.
3 Marhusip
Marhusip artinya berbisik, namun pengertian dalam tulisan ini adalah pembicaran yang bersifat tertutup atau dapat juga disebut perundingan atau pembicaraan antara utusan keluarga calon pengantin laki-laki dengan wakil pihak orang tua calon pengantin perempuan, mengenai jumlah mas kawin yang harus di sediakan oleh pihak laki-laki yang akan diserahkan kepada pihak perempuan. Hasil-hasil pembicaraan marhusip belum perlu diketahui oleh umum karena menjaga adanya kemungkinan kegagalan dalam mencapai kata sepakat. Marhusip biasanya diselenggarakan di rumah perempuan. Domu-domu calon pengantin laki-laki akan menerangkan maksud kedatangan mereka pada kaum kerabat calon pengantin perempuan.
4. Martumpol
Martumpol bagi orang Batak Toba dapat disebut juga sebagai acara pertunangan namun secara harafiah martupol adalah acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji untuk melangsunkan perkawinan. Martupol ini dihadiri oleh orang tua kedua calon pengantin dan kaum kerabat mereka beserta para undangan yang biasanya diadakan di dalam gereja, karena yang mengadakan acara martumpol ini kebanyakan adalah masyarakat Batak Toba yang Beragama Kristen.
5. Marhata Sinamot
Marhata sinamot biasanya diadakan selesai membagikan jambar. Marhata sinamot yaitu membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang di semblih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan dan dimana dilakukan upacara perkawinan tersebut. Acara marhata sinamot dapat juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orang tua laki-laki dengan orang tua perempuan. Mas kawin yang diberikan pihak laki-laki biasanya berupa uang yang jumlah mas kawin tersebut di tentukan lewat terjadinya tawar-menawar
6. Martonggo Raja
Perkawinan pada masyarakat Batak Toba bukan hanya urusan ayah dan ibu kedua calon pengantin, tetapi merupakan urusan semua keluarga, karena itu orang tua calon pengantin akan mengumpulkan semua anggota keluarga di rumah mereka masing-masing dan yang hadir dalam upacara ini terutama menyangkut dalihan na tolu yaitu hula-hula, boru, dongan sabutuha, dan dongan sahuta (teman sekampung).
7. Marunjuk
Marujuk adalah saat berlangsungnya upacara perkawinan, upacara perkawinan pada masyarakat Batak Toba ada dua macam yaitu alap dan taruhon jual. alap jual adalah suatu upacara adat perkawinan Batak Toba yang tempat upcara perkawinan dilaksanakan di tempat atau di kampung perempuan.
Pengantin perempuan dijemput oleh pengantin laki-laki bersama orang tua, kaum kerabat dan para undangan ke rumah orang tuanya. Pihak pengantin laki-laki sering menyebut istilah ini mangalap boru( menjemput pengantin perempuan). Pada acara merunjuk inilah akan berjalan semua upacara perkawinan dari makan sibuhai-buhai, pembagian, dan mangulosi.
8. Paulak Une
Acara ini dimasukkan sebagai langkah agar kedua belah pihak bebas saling kunjung mengunjungi setelah beberapa hari berselang setelah upacara perkawinan yang biasanya dilaksanakan seminggu setelah upacara perkawinan, pihak pengantin laki-laki dan kerabatnya, bersama pengantin pergi ke rumah pihak orang tua pihak pengantin perempuan. Kesempatan inilah pihak perempuan mengetahui bahwa anak perempuanya betah tinggal di rumah mertuanya.
9. Maningkir Tangga
Upacara ini pihak perempuan pergi mengunjungi pengantin dirumah pihak laki-laki, dimana mereka makan bersama melakukann pembagian jambar. Pada hakekatnya maningkir tangga ini dimaksudkan agar pihak perempuan secara langsung melihat dari keadaan putrinya dan suaminya karena bagaimanapun mereka telah terikat oleh hubungan kekeluargaan dan sekaligus memberi nasehat dan bimbingan kepada pengantin dalam membina rumah tangga.
Kesepakatan pada nilai-nilai sosial merupakan dasar yang penting bagi banyak kelompok, terutama dalam perkawinan. Tiap-tiap pasangan perkawinan mempunyai nilai-nilai budaya sendiri, hal-hal yang dianggap penting oleh masing-masing pihak. Jarang sekali hal ini disepakati secara lengkap. Setiap pasangan dapat berbeda keinginannya dalam menentukan hal-hal seperti pengaturan keuangan, rekreasi, agama, memperlihatkan kasih sayang, hubungan-hubungan dengan menantu mereka, dan tata cara.
Nilai-niali sosial meliputi berbagai pola-pola tingkah laku yang luas. Suatu nilai yang penting adalah perkawinan itu sendiri. Pada dasarnya, sikap terhadap perkawinan, seperti suatu nilai sering merupakan faktor penentu dalam keberhasilan perkawinan. Bagi kebanyakan orang, perkawinan adalah nilai tunggal mereka paling penting, dan mereka akan berbuat segalanya yang dapat mereka lakukan untuk menyesuaikan secara memuaskan.
UPPASA BATAK TOBA
Dijolo raja sieahan, dipudi raja sipaimaon
(Hormatan do natua-tua dohot angka raja).
Sada silompa gadong dua silompa ubi,
Sada pe namanghatahon Sudema dapotan Uli.
Pitu batu martindi sada do sitaon nadokdok
(Unang maharaphu tu dongan).
Jujur do mula ni bada, bolus do mula ni dame
(Unang sai jujur-jujuri salani dongan, alai bolushon ma).
Siboru buas siboru Bakkara, molo dung puas sae soada mara
(Dame ma).
Sungkunon poda natua-tua, sungkunon gogo naumposo
(Bertanggung-jawab).
UMPASA NI NAPOSO BULUNG. (Buat orang-orang muda)
Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan,
Jolo sinukkun marga asa binoto partuturan.
Tudia ma luluon da goreng-goreng bahen soban,
Tudia ma luluon da boru Tobing bahen dongan.
Tudia ma luluon da dakka-dakka bahen soban,
Tudia ma luluon da boru Sinaga bahen dongan.
Manuk ni pealangge hotek-hotek laho marpira
Sirang na mar ale-ale, lobianan matean ina.
Silaklak ni dandorung tu dakka ni sila-sila,
Ndang iba jumonok-jonok tu naso oroan niba.
Metmet dope sikkoru da nungga dihandang-handangi,
Metmet dope si boru da nungga ditandang-tandangi.
Torop do bittang di langit, si gara ni api sada do
Torop do si boru nauli, tinodo ni rohakku holoan ho do
Rabba na poso, ndang piga tubuan lata
Hami na poso, ndang piga na umboto hata
UMPASA MANJALO TINTIN MARANGKUP.(Untuk pasangan saat tukar cincin)
Bulung namartampuk, bulung ni simarlasuna,
Nunga hujalo hami tintin marangkup,
Dohonon ma hata pasu-pasuna.
Hot pe jabu i, tong doi margulang-gulang
Sian dia pe mangalap boru bere i, tong doi boru ni Tulang.
Sai tong doi lubang nangpe dihukkupi rere,
Sai tong doi boru ni Tulang, manang boru ni ise pei dialap bere.
Amak do rere, dakka do dupang,
Anak do bere, Amang do Tulang.
Asing do huta Hullang, asing muse do huta Gunung Tua,
Asing do molo tulang, asing muse do molo gabe dung simatua.
UMPASA TU NA BARU MARBAGAS. (Untuk pasangan yang baru menikah)
Dakka ni arirang, peak di tonga onan,
Badan muna naso jadi sirang, tondi mu marsigomgoman.
Giring-giring ma tu gosta-gosta, tu boras ni sikkoru,
Sai tibu ma hamu mangiring-iring, huhut mangompa-ompa anak dohot boru.
Rimbur ni Pakkat tu rimbur ni Hotang,
Sai tudia pe hamu mangalakka, sai tusima hamu dapot pansamotan.
Dekke ni sale-sale, dengke ni Simamora,
Tamba ni nagabe, sai tibu ma hamu mamora.
Sahat-sahat ni solu, sahat ma tu labuan,
Sahat ma hamu leleng mangolu, jala sai di dongani Tuhan.
Sahat solu, sahat di parbinsar ni ari,
Leleng ma hamu mangolu jala di iring-iring Tuhan ganup ari.
Mangula ma pangula, dipasae duhut-duhut
Molo burju marhula-hula, dipadao mara marsundut-sundut.
Ruma ijuk tu ruma gorga,
Sai tubu ma anakmuna na bisuk dohot borumuna na lambok marroha.
Anian ma pagabe tumundalhon sitodoan,
Arimu ma gabe molo marsipaolo-oloan.
Gadu-gadu ni Silindung, tu gadu-gadu ni Sipoholon,
Sai tubu ma anakmuna 17 dohot borumuna 16.
Andor hadukka ma patogu-togu lombu,
Sai sarimatua ma hamu sahat tu na patogu-togu pahoppu.
UMPASA MANGAMPU
Bulung ni Taen tu bulung ni Tulan
Ba molo tarbahen, sai topot hamu hami sahali sabulan,
Molo so boi bulung ni tulan, pinomat bulung ni salaon,
Ba molo so boi sahali sabulan, pinomat sahali sataon.
Ni durung si Tuma laos dapot Pora-pora.
Molo mamasu-masu hula-hula mangido sian Tuhan,
Napogos hian iba, boi do gabe mamora.
Songgop si Ruba-ruba tu dakka ni Hapadan,
Angka pasu-pasu na ni lehon muna,
Sai dijangkon tondi ma dohot badan.
Mardakka Jabi-jabi, marbulung ia si Tulan
Angka pasu-pasu na pinasahat muna,
Sai sude mai dipasaut Tuhan.
Naung sampulu sada, jumadi sampulu tolu,
Angka pasu-pasu pinasahat muna,
Sai anggiatma padenggan ngolu-ngolu.
Naung sapulu pitu, jumadi sapulu ualu,
Angka pasu-pasu pinasat muna hula-hula nami,
Diampu hami ma di tonga jabu.
Turtu ninna anduhur, tio ninna lote,
Angka pasu-pasu pinasahat muna,
Sai unang ma muba, unang mose.
Habang pidong sibigo, paihut-ihut bulan,
Saluhut angka na tapangido, sai tibu ma dipasaut Tuhan.
Obuk do jambulan, nidandan ni boru Samara
Pasu-pasu na mardongan tangiang sian hula-hula,
Mambahen marsundut-sundut soada mara.
Tinapu bulung nisabi, baen lompan ni pangula
Sahat ma pasu-pasu na nilehon muna i tu hami,
Sai horas ma nang hamu hula-hula.
Suman tu aek natio do hamu, riong-riong di pinggan pasu,
Hula-hula nabasa do hamu, na girgir mamasu-masu.
AKKA UMPASA NA ASING
Martahuak ma manuk di bungkulan ni ruma,
Horas ma hula-hulana,songoni nang akka boruna.
Simbora ma pulguk, pulguk di lage-lage,
Sai mora ma hita luhut, huhut horas jala gabe.
Hariara madungdung, pilo-pilo na maragar,
Sai tading ma na lungun, ro ma na jagar.
Sinuan bulu sibahen na las,
Tabahen uhum mambahen na horas.
Eme ni Simbolon parasaran ni si borok,
Sai horas-horas ma hita on laos Debata ma na marorot.
Sititik ma sigompa, golang-golang pangarahutna,
Tung so sadia pe naeng tarpatupa, sai anggiat ma godang pinasuna.
Pinasa ni Siantar godang rambu-rambuna,
Tung otik pe hatakki, sai godang ma pinasuna.
Tuat si puti, nakkok sideak,
Ia i na ummuli, ima ta pareak.
Aek godang tu aek laut,
Dos ni roha sibaen na saut.
Napuran tano-tano rangging marsiranggongan,
Badan ta i padao-dao, tondita i marsigomgoman.
Marmutik tabu-tabu mandompakhon mataniari,
Sai hot ma di hamu akka pasu-pasu, laho marhajophon akka na sinari.
Bona ni pinasa, hasakkotan ni jomuran,
Tung aha pe dijama hamu, sai tong ma dalan ni pasu-pasu.
Mandurung di aek Sihoru-horu, manjala di aek Sigura-gura,
Udur ma hamu jala leleng mangolu, hipas matua sonang sora mahua.
Dolok ni Simalungun, tu dolok ni Simamora
Salpu ma sian hamu na lungun, sai hatop ma ro si las ni roha.
Umpasa ni Halak Batak
Manat unang tartuktuk, dadap unang tarrobung
Artinya: Sebelum melakukan sesuatu lebih baik di teliti dulu situasi apa yang mau dilakukan
Jolo nidodo asa hinonong
Artinya: Sebelum melakukan sesuatu lebih baik di teliti dulu situasi apa yang mau dilakukan
Jolo tinaha garung niba, niantan sulangat niba
Artinya: Sebelum melakukan sesuatu lebih baik kalau kita menyadari kemampuan diri sendiri.
Aek godang tu aek laut, dos ni roha sibahen na saut
Artinya: Musyawarah untuk mufakat
Balintang ma pagabe tumandangkon sitandoan
Arinta ma gabe molo marsipaoloan
Artinya: Kita akan mendapatkan keberhasilan jika seia sekata
Amporik marlipik, onggang marhabang,
Gabe parboli na otik laos gabe do parboli na godang
Artinya:
Namandanggurhon tu dolok do molo basa namarhula-hula
Artinya:
Janji urat ni eme tu laklak ni simarlasuna, Adat na denggan na so ra sega, uhum na uli na so ra muba i, asa manumpak ma Tuhanta i sinur ma pinahan gabe na niula jala horas jolma.
Martumbur ma baringin, mardangka ma hariara, matorop ma hamu maribur, matangkang ma juara.
Sai marrongkap mai songon bagot, marsibar songon ambalang, jala sai masigomgoman ma tondi ni nasida tu na tama.
Dangka ni hariara ma pinangait-ngaithon, tubuma dihamu anak dohot boru, sai unang ma panahit-nahithon.
Balintang ma pagabe tumandakhon sitadoan, saut do hamu gabe asal ma tontong masipaolo-oloan.
Dangir-dangir ni batu ma hamu, pandakdahan ni simbora, Gabe do hamu jala sarimatua asal ma sai marsada ni roha.
Ai na tinapu salaon, salaon situa-tua, Denggan ma hamu masianju-anjuan asa saut gabe jala sarimatua.
Sai situbu laklak ma hamu situbu singkoru di dolok ni purbatua, sai tubuan anak ma hamu tubuan boru, donganmuna sarimatua.
Hariara na bolon bahen parlape-lapean, Sai tubu ma di hamu anak dohot boru na bolas pangunsandean.
Bagot na mandung-dung tu pilo-pilo marajar, Tading ma antong na lungun, sai roma na jagar.
Sahat-sahat ni soluma sahat tu bontean, Sahat ma hamu tu parhorasan, sahat tu panggaben.
Tuat ma na dolok martungkot sialagundi, adat ni ompunta sijolo-jolo tubu siihuttonon ni na di pidi.
Sinuan bulu sibahen nalas, Sinuan uhum sibaen na horas.
Muba dolok muba duhutna, muba luat sai adong do muba adatna.
Eme na masak di gagat ursa , ia i namasa ima di ula.
Aek godang aek laut, dos niroha sibahen nasaut
Sori manungkun sori mandapot, sai matua marpanungkun tu na nidapot.
Tangan do botohon, ujungna jari-jari, Bangko nihata si dohonon, asal ma jumolo marsatabi.
Ramba na poso na so tubuan lata, halak na poso na so umboto hata.
Tampuk ni sibaganding di dolok ni pangiringan, horas ma hamu na marhaha maranggi, sai masipairing-iringan.
Bola-bola ni tangan, sitongka i bolahononhon, bola-bola ni halak, sitongka i tangihononhon.
Tinallik randorung bontar gotana, Dos do anak dohot boru nang pe pulik margana, ai dompak marmeme anak, dompak do tong marmeme boru, andung ni anak sabulan di dalan, andung ni boru sataon.
Habang leang-leang songgop tu parapian, Bolak ni rosu angka na marpariban, sai masitopot-topotan songon pidong leang-leang.
Na niida ni mata paula so niida, na binege ni pinggol paula so ni bege.
Umpasa Batak di na laho marsirang
Lagu mp3 batak marsirang adong, umpasa halak batak di na laho marsirang tong do adong, songonon ma akka umpasa batak na lao marsirang :
Pidong sitapitapi, habang diatas hauma
Horas ma hamu na hupaborhat hami
Horas hami na tininggalhonmuna
Dolok ni Panampahan, tondongkon ni Tarabunga
Sai horas ma hamu dipardalanan songoni dung sahat tu inganan muna
Tombak ni Sipinggan di dolok ni Sitapongan
Di dia pe hita tinggal, sai tong ma hita masihaholongan
Eme sitambatua parlinggoman ni siborok
Amanta Debata do silehon tua, sai luhutna ma hita diparorot
Mangerbang bungabunga, ditiur ni mata ni ari
Selamat jalan ma dihamuna, selamat tinggal ma di hami
Umpasa Batak Mangadopi natua tua
Umpasa Batak sidohonon molo dohot iba mangadopi natua tua na manjalo sipanganon sian angka anakkonna
Andor halumpang ma togutogu ni lombu dohot togutogu ni horbo laho tu Lapogambiri
Sai saur ma hamu leleng mangolu paihutihut pahompu sahat tu na marnono dohot marnini
Tinpu bulung ni sabi nibutbut pinaspashon
I dope na tarpatupa hami ba i ma jolo tahalashon
Hata sian undangan tu natuatua i:
Polta bulan i Ama ni Manggule: Ro nuaeng angka pomparanmu mamboan sipanganon ba dohot hami mauliate
Tubu ma singkoru di dolok ni Simamora
Sai torop ma anak dohot boru na basa jala sisubut roha
Tubu dingindingin jonok tu simartolu
Horas ma tondi madingin pir tondi matogu
Sai ro ma nipi na uli sai leleng hamu mangolu
Haliangan ni nono dohot nini raphon anak dohot boru
Hata ni undangan tu ianakkon na mamboan sipanganon :
Binolus Purbatua laho tu Parsingkaman
Naburju marnatuatua ingkon sai dapotan pandaraman
Laho pe ibana mangula sai na dao ma parmaraan
Sai dapotsa na niluluan sai jumpang na jinalahan
Taringot di sipanganon na binoanmuna tu natuatua i :
Disi do gandina, disi do nang gandona
Disi do daina disi do nang tabona
Sirsir ansimna jala hona dohot asomna
Asa dohonon nami ma :
Bagot na marhalto ma di ladang ni Panggabean
Horas ma hami na manganhon, lam martamba sinadongan di hamu na mangalean
Ia siula tano do hamu ba on ma dohononnami :
Binanga ni Sihombing binongkak ni Purbatua
Tu sanggar ma amporik tu lombang ma satua
Sai sinur ma pinahan gabe na niula
Molo partigatiga do hamu ba on ma dohonon namu :
Tinampul bulung bira bahen saong laho tu ladang
Sai mangomo ma hamu sian tigatiga ba sai maruntung ma sian dagang
Molo tung sipata rugi hamu ba sai dapot nian nidok ni umpasa :
Soban rantingranting soban ni Sijamapolang
Ba molo rugi hamu sian antinganting, ba sai mangomo ma sian golang
Molo pegawai do hamu ba on ma dohonon nami :
Tinapu bulung salaon dongan ni bulung si tulan
Ba sai naek pangkat ma hamu ganup taon, sai tamba gaji tiap bulan
Molo adong di hamu na so hot ripe dope on ma dohonon nami:
Parik ni Lubutua hatubuan ni bulu duri
Na burju marnatuatua sai ingkon dapotan rongkap na uli
Baangkup ni i :
Molo adong disi hulingkuling sai adong ma disi holiholi
Molo adong disi na so muli sai adong do rongkap ni i naso mangoli
Sahatsahat ni solu ma sahat di rondang ni bulan
Sai leleng ma hamu mangolu jala sai dipasupasu Tuhan
Umpasa Batak Tingki Mangapuli
Jotjot do tadok : Tua na so taraithon, Soro ni ari na so tarhaishon
Alai dumenggan do dohonon umpasa on :
Ramba ni Sipoholon marduhutduhut sitata
Las ni roha dohot sitaonon sude do i sian Amanta Debata
Asa :
Hau ni Gunungtua, dangkana madaguldagul
Tibu ma dilehon Tuhanta dihamu tua, jala tibu hamu diapulapul
Poltak bulan tula, binsar ia mata ni ari
Tibu ma ro tu hamu soritua, singkat ni sori ni ari
Angkup ni i :
Hotang binebebebe, hotang pinilospulos
Unang iba mandele, ai godang do tudostudos
Tamba muse :
Hotang benebebebe, hotang ni Siringkiron
Unang iba mandele, ai godang dope sihirimon
On pe :
Dolok ni Simalungun ma tu dolok ni simamora
Sai salpu ma angka na lungun, hatop ma ro silas ni roha
Umpasa Ni Halak Batak
Pir ma tondi madingin
Horas tondi matogu
Mamora hamu madingin
Leleng ma hamu mangolu
Tampulan sibaganding
Diatas na pangiringan
Tugabenama hamu saluhutna
Tondi muna sai masipairing-iringan
Sinuan hariara bahen partungkoan di tonga ni huta
Sinur ma napinahan tugabena naniula
Nadihuta unang marmara
Horas-horas ma hamu Sasude tumpakon ni Tuhanta Namartua
Tangki ma jala walang
Galinggang jala garege
Tubu ma anak partahi jala ulu balang
Dohot boru maduma jala pareme
Tubu ma sanggar di holbung-holbung
Tubu arung di honuk-honuk
Tubu ma dihamu anak namalo marpollung
Dohot boru namalo marsonduk
Tubuan lak-lak tubuan singkorung
Di dolok ni purbatua
Tubuan anak tubuan boru
Dongan muna saur matua
Andor ris ma andor ras
Didolok ni lobutua
Torkis-torkis ma horas-horas
Jala dapotan tua
Pinantingkon hujur
Tu julu ni topian
Horas ma hamu saluhut
Jala dapotan pancarian
Bagol namadungdung
Tupilo-pilo namarajar
Dao ma nalungun
Sai ro ma na jagar tu joloan on
Bagol bogil
Bagol so habal-balan
Salpu ma nahansit
Sai ro ma najagar tujoloan on
Balintang ma pagabe
Tumundalhon sitadoan
Ari mu ma gabe
Asal ma hamu masipaolo-oloan
Diruma Pohki
Bahul-bahul pansalongan
Pir ma tondi
Jala luma panamotan
Dangka ni sitorop
Pinanghait-haithon
Tubu ma anak dohot boru
Sitongka panahit-nahiton
he..he..he…he…
Bintang ma narumiris
Ombun nasumorop
Anak pe riris
Boru pe torop
Eme si tamba tua ma parlinggoman ni si borok
Amanta Debata do Si lehon tua
saluhut na ma hitaon diparorot.
Ima tutu
Note: Disadur dari berbagai sumber