Partuturan ber-pariban itu sendiri sebenarnya berpatokan pada marga Ayah si wanita dengan marga Ibu si pria yang harus sama. Sehingga walau pun tidak satu Ibu tetapi sama marga itu sudah termasuk saudara dalam partuturan Batak. Sehingga anak-anak mereka di-partuturkan menjadi sepupu dan bisa juga di-pariban kan. Seperti yang kita tahu suku batak menganut garis keturunan yang Patrilineal. Jadi bagi pria tidak perlulah dia capek-capek mencari tahu dan kemudian mencocokkan marga calon mertuanya dengan marga Ibunya (Jika sama! Pariban). Cukup hanya menanyakan marga dari si wanita. Jika marga si wanita sama dengan marga Ibunya maka itu Pariban. Sebuah percakapan yang sering terjadi jika seorang pria batak melakukan pendekatan pada wanita batak.
Coba lihat percakapan pemuda dan pemudi berikut :
Pria: "Dek, boru apa?" (Boru dimaksudkan marga)
Wanita: "Boru Sinaga, bang." Pria: "Beuuh, Mamakku dek boru Sinaga juga. Paribanlah kita."
Haaaa... tapi jangan sampai modus ya, gara-gara agar marpariban sampai dibohongi dengan marganya sendiri, kalau yang itu bukan marpariban benaran namanya, tapi marpariban bohong-bohongan alias "pangota".
Sumber : http://www.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa meninggalkan komentar anda disini.