Mangulosi adalah acara pemberian kain tenun khas Batak yang diberi nama ulos. Kain ulos ini mempunyai makna pemberian perlindungan dari segala cuaca dan keadaan yang dipercayai oleh suku Batak. Tidak sembarang orang bisa mangulosi atau memberi ulos. Biasanya yang mangulosi disebut dengan hula-hula atau orang-orang yang dituakan dalam adat Batak. Ulos mempunyai corak dan motif yang juga mempunyai makna-makna yang unik. Kain Ulos hanya mempunyai tiga warna dasar yaitu merah,putih dan hitam. Tiga warna ini juga menandakan siapa yang berhak memakainya. Untuk warna merah dipakai oleh pihak dongantubu atau keluarga semarga, putih untuk pihak boru atau pihak keluarga suami, dan hitam untuk hula-hula yaitu pihak keluarga wanita. Hal yang unik lagi dari rangkaian upacara adat Batak adalah upa-upa. Upa-upa ini artinya pemberian doa. Upa-upa tidak hanya diacara pernikahan, bisa juga dalam acara selamatan.
Dalam upa-upa disediakan makanan khas Batak yaitu ikan mas yang dimasak dengan bumbu khusus yang disebut arsik. Semua orang berkeliling dan menyentuh wadah makanan. Bagi yang tidak bisa menyentuh wadah makanan bisa menyentuh orang yang sudah menyentuh dan tidak boleh terputus. Makna dari acara ini adalah untuk memberikan doa bagi semua keluarga dan kerabat melalui simbol makanan tadi. Dalam upacara pernikahan adat Batak acara upa-upa ini menggunakan ikan mas yang hidup diair yang jernih dan mempunyai anak yang banyak, mengandung makna agar pengantin menjadi keluarga yang bahagia dengan mempunyai keturunan yang banyak. Upa-upa juga ada dalam acara selamatan atau syukuran, untuk
memberikan selamat pada kelahiran anak atau ketika anak dewasa dan memperoleh pekerjaan juga dilakukan upa-upa. Ada juga acara upa-upa untuk mensyukuri ketika selamat dari kecelakaan. Upa-upa seperti itu disebut upa-upa tondi. Tujuannya untuk mengembalikan semangat agar tidak trauma saat mengingat terjadinya kecelakaan itu.
Upacara tradisi Batak ini kelihatan rumit tetapi sarat makna dan menimbulkan rasa keakraban yang muncul
dari setiap ritualnya. Sehingga tak heran jika orang-orang Batak yang masih memegang adat akan selalu
mengenal keluarga dan saling menghormati dan menyayangi satu dengan yang lainnya.
Masyarakat Batak pada umunya memiliki bahasa dan adat istiadat yang berbeda, tetapi perbedaan tersebut tidak menjadikan perpecahan diantara masyarakat Batak. Masyarakat Batak Toba juga memiliki berbagai budaya dan adat istiadat. Salah satunya adalah upacara adat perkawinan. Upacara adat perkawinan bagi masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari pemberian ulos. Pemberian ulos tersebut sudah disediakan dan ditetapkan ulos tersebut berapa jenis dan siapa pemberi untuk pengantin. Menurut sejarahnya, ulos adalah sebuah tanda yang bisa mengayomi dan memberikan kehangatan bagi pemakainya. Tetapi dalam hal ini, ulos diartikan sebagai sebuah sarana pelindung yang mampu memberikan perlindungan, kasih sayang oleh sipemberi kepada sipenerima ulos. Dan pada saat pemberian ulos tersebut maksud dan tujuan sipemberi memberikan ulos tersebut terucapkan.
Pemberian ulos pada upacara perkawinan masyarakat Batak Toba banyak sekali, seperti ulos pansamot, ulos holong, mandar hela, ulos bere, ulos kepada ale-ale dan lain sebagainya. Melihat dari banyaknya ulos yang diberikan sesuai dengan kondisinya secara umum mengandung arti yang hampir sama, tetapi yang menjadi perbedaan adalah ungkapan dari sipemberi kepada sipenerima. Misalnya, pemberian ulos hela tidaklah sama penyampaian dan pemberianya dengan ulos pansamot. Tetapi melihat dari konteks upacara dan kedudukan sipemberi dan sipenerima.
Demikianlah makna yang terkandung dalam prosesi mangulosi dalam adat
batak, mudah-mudahan artikel ini dapat menambah wawasan anda tentang
makna mangulosi tersebut. terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa meninggalkan komentar anda disini.