Rabu, 11 November 2015

DANAU TOBA "MENCURI" PERHATIAN UNESCO

Asesor Global Geopark Network, United Nations, Education, Scientific and Cultural Organization (GGN UNESCO) dijadwalkan akan memulai penelitian di kawasan Danau Toba atau kawasan Geopark Kaldera Toba (GKT).
Penelitian tersebut dalam rangka penilaian GKT untuk diakui sebagai warisan geologi dunia dengan keragaman geologi, hayati dan budaya yang masih terjaga.
“Informasi yang kami terima, para Asesor GGN-UNESCO akan memulai assesment (penilaian) ke lapangan pada Kamis (9/7). Dari Kota Medan menuju geosite air terjun Sipiso-piso, kemudian mengunjungi Silalahi. Selanjutnya ke Aek Rangat, Sitio-tio dengan kapal perahu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tobasa Ultri Sonlahir Simangunsong di Balige, Rabu (8/7).
Diterangkan, GGN UNESCO merupakan salah satu organisasi dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani dan memajukan dunia pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan. Hasil penelitian yang dilakukan nanti menjadi pedoman untuk menetapkan GKT.
“Kita berharap agar melalui kunjungan singkat dan penilaian para asesor dapat memberikan masukan bagi perbaikan dan pengembangan GKT untuk kemudian diterima menjadi anggota GGN UNESCO. Tentu saja hal ini sangat memberi dampak yang signifikan kepada masyarakat di kawasan Danau Toba. Tidak saja akan dikenal sebagai taman bumi yang mendunia, namun juga menjadi sarana promosi yang sangat baik untuk hadirnya wisatawan nusantara dan mancanegara sesuai konsep geopark yaitu konservasi, edukasi dan pengembangan ekonomi masyarakat dengan prinsip memuliakan bumi dan memberi kesejahteraan bagi masyarakat,” katanya.
Jadwal kunjungan asesor selanjutnya Jumat (10/7) akan melakukan penelitian di Samosir, mulai dari Aek Rangat ke Sigulati yang merupakan Pusat Informasi Geopark.  Kemudian ke Tuktuk, dilanjutkan ke Batu Parsidangan Huta Siallagan dan bergerak ke Batu Gantung, bedrock metalime stone (Parapat).
Selanjutnya, Sabtu (11/7), dari Parapat bergerak ke daerah Tobasa dan akan melakukan diskusi dan observasi di Museum Batak TB Silalahi Center. Di sana para asesor akan menikmati atraksi budaya tradisional Batak yang senantiasa dikonservasi. Seperti manortor martumba, memperkenalkan aksara dan seni ukir gorga Batak.
“Penelitian di daerah kita sendiri Tobasa, khususnya menyangkut tentang budaya. Budaya juga merupakan hal penting dalam GKT,” katanya sembari berpesan agar seluruh masyarakat menyambut baik penetapan GKT. 
 
Sumber : Metro siantar
 

Related Posts:

  • TABO NI MARPARIBAN Di dalam budaya batak ada hubungan ber-pariban. Pariban itu sebenarnya sepupu. Yang artinya anak lelaki dari Namboru dan anak perempuan dari Tulang dapat dipasangkan/dinikahkan. Namboru itu sendiri adalah adik/kakak dari ay… Read More
  • MANGALUA DALAM PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA Kata-kata mangalua tentunya tidak asing lagi ditelinga kita, terutama dalam pemuda-pemudi Batak. Karena bayang-bayang itu tentunya sangat dekat dalam kehidupannya saat itu. Pengertian secara leksikal berarti melaksanakan ke… Read More
  • MARHUSIP, MARHATA SINAMOT, MARTUMPOL DAN MANIKKIR TANGGATata cara penikahan dalam adat  Batak Toba terdiri dari beberapa tahapan, yang mana hal ini menjadi serangkaian prosesi yang dilakukan secara berkelanjutan.   Namun dalam hal ini ada beberapa tahapan yang tentu… Read More
  • MAKNA SINAMOT DALAM PERNIKAHAN ADAT BATAK Sinamot tidak bisa dilepaskan dari sebuah pernikahan adat batak, marhata sinamot merupakan tahap penentuan dalam pernikahan. Di sinilah pihak pangoli (pihak laki-laki) dan oroan (pihak perempuan) menjalin kesepakatan tentan… Read More
  • MAKNA MANGULOSI DALAM ADAT BATAK Mangulosi adalah acara pemberian kain tenun khas Batak yang diberi nama ulos. Kain ulos ini mempunyai makna pemberian perlindungan dari segala cuaca dan keadaan yang dipercayai oleh suku Batak. Tidak sembarang orang bisa ma… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa meninggalkan komentar anda disini.

DAFTAR ARTIKEL WBC


'