Dekke Na Niarsik mengandung filosofi yang cukup dalam bagi masyarakat Batak Toba. Walau sudah menjadi sajian sehari-hari dan dapat ditemukan di restoran atau rumah makan, Na Niarsik juga menjadi bagian penting dalam budaya Batak. Boleh dikatakan merupakan salah satu simbol penting yang harus ada dalam berbagai rangkaian kegiatan adat bagi masyarakat Batak. Rangkaian kegiatan adat itu dimulai dari proses kelahiran, menikah, bahkan hingga kematian. Dalam sejarahnya, dengke dibawa oleh keluarga dari pihak perempuan. Jika anda berasal dari pihak laki-laki, jangan sekali-kali membawa sesajian Dengke Mas Arsik kepada keluarga istri lain. Anda akan dinilai tidak beradat. Tak Tau Adat!!! Orang Batak lebih sakit hati dibilang “ Tidak Tahu Adat!” dibanding “Tidak Punya Agama ”. Adat sangat dijunjung tinggi. Adat dibawa sejak lahir hingga mati. Walau sifatnya sangat simbolis, tapi mempersembahkan dengke kepada pihak boru (perempuan) adalah keharusan. Malah orangtua yang sangat kental memegang tradisi ini selalu membawa dengke saat berkunjung ke rumah anak perempuannya. Walau itu sekedar kunjungan biasa. Saat seorang pihak boru sakit (salah satu anggota keluarga dari saudara perempuan/anak perempuan), maka pihak laki-laki pasti membawa dengke.
Dengke menjadi alas dalam menyampaikan harapan, doa dan mimpi-mimpi . Dengke bisa menjadi media penyampai berkat dari pihak laki-laki (tulang) kepada pihak boru. Dalam adat Batak disebutkan harus somba marhula-hula. Somba artinya menyembah. Tulang/paman menempati posisi yang sangat dihormati dalam tradisi Batak. Posisinya diatas ayah kita sendiri. Dia adalah Tuhan yang terlihat. Jadi ketika dia menyampaikan berkat pada kita maka orang Batak percaya bahwa berkat itu akan sangat kuat mengalasi kehidupannya. Dilihat dari filosofinya, ikan mas merupakan dekke sitio-tio dan dekke simudur-udur. Dekke Sitio-tio menggambarkan kehidupan yang masih murni dan bersih. Ikan mas hidup di air tawar yang bening dan belum tercemar. Oleh karena itu diharapkan orang yang memakan dengke ini hidupnya selalu bersih. Dekke Simudur-udur melambangkan hidup yang selalu harmoni dalam beberapa keturunan. Ikan mas hidupnya selalu bergerombol dan terlihat berenang ramai-ramai secara teratur (marudur-udur).
Kebiasaan hidup ikan mas inilah yang diharapkan akan menjadi kebiasaan bagi keluarga yang diberkati. Hidup bersih dan harmoni dalam masyarakat. Cara menyusun sajian ini juga sangat unik.
Terutama saat dihidangkan dalam tradisi acara Batak. Disajikan bersamaan dengan nasi, kemudian ikan mas
disusun berjajar memanjang dalam sebuah piring untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang berhak. Jumlahnya juga tidak sembarang. Dulu disajikan harus ganjil. Tapi sekarang, sudah ada perubahan. Biasanya dalam acara pernikahan, Dengke Mas Arsik disajikan pada pasangan pengantin. Dengke Mas Arsik disampaikan oleh pihak keluarga pengantin perempuan, pihak Tulang/paman (saudara ibu pengantin laki-laki), pihak Tulang/paman (saudara ibu dari pengantin perempuan).
Sumber : http://www.kompasiana.com/siregar-berliana/dengke-na-niarsik-menggelegar-rasanya-menyejukkan-filosofinya_552fd59f6ea834d1408b46e7
Selasa, 29 Maret 2016
Home »
Serba Serbi Tentang Batak
» FILOSOFI DEKKE NA NIARSIK BAGI ORANG BATAK TOBA
FILOSOFI DEKKE NA NIARSIK BAGI ORANG BATAK TOBA
Categories: Serba Serbi Tentang Batak
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa meninggalkan komentar anda disini.