Ikan Batak yang aslinya disebut sebagai Ihan dari genus Neolissochilus memang dimitoskan sebagai makanan para raja-raja dijaman dahulu. Disamping itu Ihanmerupakan penganan sesembahan kepada Tuhan (upa-upa) yang diberikan kepada seseorang oleh Hula-hula atau hierarchi clan marga yang lebih tinggi (dalam falsafah kekerabatan Dalihan Natolu) dengan harapan pemberian makanan itu mendapat berkat dari Tuhan berupa kesehatan dan panjang umur, mendapat banyak keturunan, dam mudah rezeki di harta. Dalam prosesi adat perkawinan, penganan ini juga diberikan kepada pihak boru (hierarchi marga yang lebih rendah) sebagai balasan pemberian makanan yang enak berupa suguhan makanan (tudu-tudu sipanganon) yang bermakna sama mendapat berkat dari Tuhan.
Tatalaksana pemberian makanan ikan seperti ini masih berlangsung sampai sekarang namun sudah menuju
degradasinya karena tidak ditemukan lagi jenisIhan di Tanah Batak (punah). Sebagai pengganti maka jenis ikan Mahseer dari genus Tor (Dekke Jurung-jurung) merupakan pengganti penganan yang dimaksud. Ternyata jenis inipun mulai langka ditemukan di Tanah Batak dan digantikan menjadi ikan mas dari genus Cyprinus. Jenis ikan mas sebagai pengganti ihan batak adalah dari spesies Cyprinus carpio yang berwarna kuning kemerahan. Namun jenis ikan mas yang berwarna kuning kemerahan ini kurang diminati oleh masyarakat di Pulau Jawa sehingga masyarakat Batak yang berada di Jawa ini terpaksa menggunakan ikan mas berwarna hitam sehingga penganan tersebut kurang ceria tampilannya dan terlihat kusam warnanya.
Sungai Sirambe Nauli terletak di Desa Bonan Dolok , kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara, terdapat Ikan Batak yang mereka sebut Ihan namun sebenarnya adalah Ikan Batak yang
secara umum disebut sebagai Ikan Jurung dari genus Tor. Oleh warga setempat sungai itu dianggap keramat
namun berfungsi juga sebagai sumber air untuk minum. Masyarakat setempat biasanya mengambil air minum dari sungai tersebut lantaran airnya sangat jerni dan bersih. Sungai tersebut juga merupakan kolam mandi dan
berenang sepuasnya, dan juga dipergunakan untuk tempat ibu-ibu mencuci pakaian.
Uniknya, di Sungai itu hidup ratusan ekor Ikan Batak berukuran besar dan kecil, Ikan Batak inilah yang
menjadikan Desa Bonan Dolok istimewa dan menjadi salah satu objek parawisata di Balige Kabupaten Toba Samosir. Biasanya Ikan Batak tersebut bersembunyi dalam goa-goa batu yang berada didasar kali dan akan keluar saat pengunjung turun ke sungai Sirambe Nauli untuk memberi makan, missal seperti kacang-kacangan atau pun nasi.
Masyarakat setempat mengatakan air sungai dapat dipergunakan sebagai obat, namun Ikan Batak yang terdapat disitu tidak dapat diambil. Konon sudah pernah ada pengunjung yang mengambil Ikan Batak dari sungai tersebut dan dimasaknya dirumahnya namun anehnya Ikan Batak itu hanya setengah yang matang dan setengah lagi tidak matang. Disebutkan pula, apabila ada pengunjung yang mengambil Ikan Batak itu akan mengalami sakit keras.
Demikianlah mitos tentang ihan batak, semoga tulisan ini dapat menambah wawasan anda tentang hal hal yang berhubungan dengan masyarakat batak.
Sabtu, 02 April 2016
Home »
Sejarah dan Legenda Batak
» MITOS TENTANG IHAN BATAK
MITOS TENTANG IHAN BATAK
Categories: Sejarah dan Legenda Batak
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa meninggalkan komentar anda disini.